Pengolahan limbah tekstil

Pengolahan Limbah Tekstil di indonesia. Industri tekstil adalah salah satu industri yang banyak berkembang di Indonesia dan dapat memenuhi kebutuhan tekstil nasional bahkan internasional. Banyak sekali industri tekstil yang berdiri di tengah-tengah masyarakat baik itu termasuk industri yang masih kecil atau industri yang sudah sangat besar. Dengan berdirinya industri tekstil yang sangat banyak ini juga diperlukan pengolahan limbah tekstil yang baik.

Mengapa demikian ?

Karena dalam proses pembuatan tekstil banyak digunakan pemrosesan basah yang menggunakan berbagai zat kimia berbahaya salah satunya adalah zat pewarna dan beberapa senyawa lainnya.

Karena penyaringan non membran memiliki banyak kekurangan maka banyak yang mengatasinya dengan menggunakan pengolahan membran.

Proses ini mencakup tahap pretrearment, unit daur ulang, unit nanofiltrasi dan lain sebagainya.

pengolahan limbah tekstil
pengolahan limbah tekstil

Teknik Pengolahan Limbah Tekstil

Sebelum membahas bagaimana tata cara sistem pengolahan tekstil Terlebih dahulu kita harus mengetahui Apa saja Jenis Dan parameter yang dihasilkannya.

Setidaknya ada beberapa Jenis Industri tekstil jika dilihat dari produk jadinya.

Yang penulis tahu Ada dua macam Industri tekstil yang kami kelompokkan berdasarkan Karakteristiknya.

Berikut Kedua jenis hasil Industri tekstil yang sering di produksi di Indonesia serta tata cara melakukan Pengolahan Limbah tekstil

Industri Pengolahan Poliester

Untuk Industri Tekstil dengan produk polister memiliki jenis limbah yang cenderung lebih mudah diolah limbah cairnya.

Type dan karakteristik tekstil dengan bahan jadi poliester menggunakan PH normal sebagai proses produksinya.

Sehingga Limbah yang dihasilkan nya pun memiliki karakter pH antara 7 hingga 9

kondisi nilai pH tersebut masih tergolong normal untuk Baku mutu parameternya.

Untuk warna yang dihasilkan masih tetap ada sebagai ciri khas dari limbah cair Produksi tekstil ini.

Industri Tekstil katun

Sedikit berbeda dengan produksi Poliester. Untuk industri tekstil dengan produk jadi katun ini menggunakan metode pH yang cukup tinggi dalam proses Pengolahannya

Bahkan pH yang dihasilkan menurut pengalaman kami dapat mencapai 12 hingga 13

Sehingga hampir Tidak mungkin pengolahan limbah nya dilakukan dengan mengunakan proses Biologi Aerob

Kondisi bakteri bisa langsung mengalami Shock loading jika mendapati Limbah dengan Karakteristik seperti itu

Untuk menerapkan Konsep Pengolahan limbah Secara Biologi Aerobic harus terlebih dahulu diolah Menggunakan Teknik pre treatment terlebig Dahulu.

Cara Pengolahan Limbah Tekstil

Secara Umum dan garis Besar Beberapa Teknik pengolahan Limbah tekstil telah diperkenalkan dan banyak sekali diterapkan untuk Beberapa Pabrik di indonesia.

Sebagai Penambah Pengetahuan berikut kami paparkan beberapa Proses WWTP untuk tekstil yang telah di aplikasikan untuk Sistem pengolahan Limbah cair pabrik

Sistem Pengolahan Kimia Fisika

Konsep dasar dari pengolahan limbah tekstil model ini yaitu dengan menggunakan bahan kimia sebagai proses pengolahan utamanya.

Bahan Kimia yang dipergunakan bersifat Sebagai Koagulan serta Flokulan yang berfungsi sebagai pengikat nilai TSS sehingga Terbentuklah Lumpur / Sludge dengan karakteristik menggumpal dan Mudah mengendap

Khusus Untuk Pengolahan Limbah Tekstil yang memiliki nilai ph Tinggi Sebelum diolah terlebih dahulu harus di netralisisr atau diperlukan proses pH adjuster agar nilai pH kembali pada Kondisi Stabil di Angka 6 hingga 9

Umumnya Bahan Kimia yang dipergunakan adalah menggunakan Aluminium Sulphate dan Poly Aluminium Cloride Sebagai Baha Koagulan

Sementara Untuk bahan Flokulan atau penggumpal digunakan Polimer dengan Typa Anionik.

Di beberapa Pabrik tekstil yang ditemui Proses Pengolahan Limbah di WWTP mengginakan Ferro Cloride Atau ferro Sulfat sebagai bahan Koagulator yang bisa merangkap sebagai Reduksi warna dalam sistem Ipal Pabrik tekstil.

Setelah Proses Kimia Fisika Selesai Lumpur yang terbentuk dari hasil Proses Kimia Fisika tersebut akan mengendap di dasar untit Sedimentasi atau yang umumnya dikenal dengan Istilah Clarifier

Lumpur yang terbentuk akan dibuang secara berkala sementara Air Yang sudah cukup jernih dan Warnanya sudah hilang tersebut akan mengalir ke proses Selanjutnya.

Pengolahan Limbah tekstil dengan Lumpur Aktif

Setelah diolah meggunakan Sistem kimia Fisika Air limbah Tekstil kemudian harus di reduksi kandungan COD dan BOD serta Bahan organik lainnya .

Pengolahan lanjutan ini Disebut juga dengan sistem pengolahan limbah dengan methode Biologi Aerobic

Sistem Ipal dengan Biologi Aerob Merupakan Pengolahan air limbah dengan memanfaatkan bakteri atau mikroorganisme yang terdapat dalam lumpur aktif untuk mereduksi kandungan organik dalam limbah cair dari industri tekstil.

Dalam Proses pengolahan ini menggunakan Suplai Oksigen Berupa Aerator untuk menjaga kelangsungan hidup Mikroba yang terdapat dalam lumpur aktif

Type Aerator yang dipergunakan sangat cocok jika menggunakan Model Surface Aerator.

Mengapa Harus Menggunakan Surface Aerator ?.

Karena model Mesin Aerasi ini sangat simple dalam pemasangannya dan dapat menghasilkan Suplay oksigen secara Tepat.

Selain itu Type Surface Aerator ini juga Efektif dalam menurunkan kandungan COD dan BOD air limbah.

Selain unit Aerasi Proses biologi Aerob ini juga Menggunakan proses Sedimentasi untuk mengendapkan Lumpur Aktif dan Dikembalikan sebagai recycling Activated Sludge.

Proses pengolahan Limbah Menggunakan membran

Ada Lagi sistem Pengolahan limbah jenis Terbaru akan tetapi masih jarang sekali dipergunakan di indonesia

Selain pemasangannya sulit Harga Alat ini Lumayan mahal

Salah Satu kelebihan dari Pengolahan limbah tekstil dengan membran ini adalah Dengan menghilangkan Proses Sedimentasi Lumpur aktif.

Sehingga dari Proses Aerasi setelah melewati membran bioreaktorini air langsung dapat dibuang ke effluent.

Teknologi ini lebih ramah terhadap lingkungan. Ada beberapa membran yang biasa digunakan dalam pengolahan limbah tekstil yang harus Anda tahu berikut ini :

Mikrofiltrasi

Yang pertama adalah dengan cara mikrofiltrasi. Cara yang satu ini juga sering dinamakan dengan filtrasi atau penyaringan

Sistem Microfiltrasi ini menerapkan proses yang sangat sederhana dan pengaplikasiannya yang tidak terlalu banyak.

Membran yang digunakan untuk penyaringan ini memiliki ukuran sekitar 0,1 sampai 10 mikron yang dapat beroperasi pada tekanan yang rendah yaitu sekitar 2 bar.

Tujuan dari penggunaan sistem ini pada kegiatan produksi tekstil adalah untuk memisahkan zat pewarna yang sudah tersuspensi di dalam air limbah yang dihasilkan.

Walaupun dapat memisahkan zat pewarna, tetapi dengan cara ini masih belum dapat digunakan untuk memisahkan polutan organik sehingga masih dapat lolos dari penyaringan.

Oleh karena itu, penggunaan sistem ini digunakan sebagai sistem pretreatment yang mana membutuhkan pengolahan selanjutnya untuk mendapatkan pengolahan yang sempurna.

Cara yang satu ini dianggap menjadi salah satu sistem pretreatment yang baik

Sebab hasilnya lebih baik dibandingkan dengan cara koagulasi atau flogulasi.

Untuk menghindari kerja membran yang terlalu berat, biasanya dilakukan pengendapan terlebih dahulu.

Ultrafiltrasi

Selanjutnya adalah ultrafiltrasi yang mana dapat digunakan untuk melakukan pemisahan antara makromolekul dan koloid dari larutannya.

Sistem Ultra filtrasi inilah yang dipergunakan sebagai Proses design pengolahan limbah tekstil yang menerapkan model Membran Bioreaktor.

Penggunaan ultrafiltrasi ini lebih baik dalam penyaringan limbah pada obat-obatan dan juga makanan

Karena jika digunakan untuk industri tekstil maka tidak akan efektif sebab berat molekul warna lebih rendah dibandingkan masa molekul yang lolos.

Oleh karena itu,  ultrafiltrasi lebih baik digunakan untuk pretreatment apabila ingin digunakan pada proses pengolahan industri tekstil

Akan tetapi 10% zat pewarna pada tahap awal masih akan masuk dan lolos dalam penyaringan sehingga kualitas airnya masih belum maksimal.

Penggunaan cara yang satu ini memang sangat baik untuk menggantikan sistem konvensional

Akan tetapi karena membran yang terbuat dari polimer sangat rentan terhadap fouling karena resistensi bahan kimia terhadap senyawa organik yang rendah

Sehingga menyebabkan perlunya perawatan dan juga biaya operasi yang lebih mahal dibandingkan yang lain.

Akan tetapi, Anda dapat menggunakan alternatif menggunakan bahan keramik sebagai bahan filtrasi yang tahan terhadap bahan kimia, suhu, dan permeabilitasnya tinggi.

Elektrodialisis

Dalam pengolahan limbah tekstil menggunakan sistem penyaringan, penggunaan cara elektrodialisis merupakan salah satu cara yang sangat populer dan banyak digunakan oleh berbagai industri tekstil Indonesia.

Proses yang satu ini biasanya digunakan untuk melakukan penyaringan klorida.

Penggunaan cara ini juga dinilai lebih baik dibandingkan dengan menggunakan cara reversi osmosis bahkan biayanya lebih murah dibandingkan dengan yang lainnya.

Cara yang satu ini biasanya diaplikasikan dalam proses terintegrasi yang bertujuan untuk mengurangi beban evaporator setelah reverse osmosis.

Banyak penelitian yang sudah meneliti proses yang satu ini dan terbukti bahwa benar dengan menggunakan cara ini menghasilkan air yang lebih baik bahkan dengan biaya yang sangat terjangkau.

Pengolahan Limbah tekstil Terintegrasi

Jika air limbah yang dihasilkan oleh proses produksi di industri tekstil memiliki kompleksitas yang tinggi maka diperlukan proses pengolahan air limbah yang terintegrasi

Proses pengolahan limbah industri tekstil terintegrasi ini menggabungkan beberapa proses pengolahan limbah cair yang telah disebutkan di atas sehingga menghasilkan air yang lebih baik dan juga terbebas dari berbagai zat berbahaya seperti pewarna maupun materi biologi yang sangat berbahaya.

Dengan cara ini, Anda dapat menggabungkan Sistem Pengolahan Limbah industri yang menurut Anda efektif,

Misalnya menggabungkan antara membran nanofiltrasi dan juga ultrafiltrasi sehingga berbagai zat yang terkandung dalam air limbah dapat tersaring lebih baik.

Penggunaan cara yang terintegrasi seperti ini juga menjamin terbentuknya effluent yang lebih ramah terhadap lingkungan dan juga mengurangi banyak energi yang terpakai.

Menurut Pengalaman kami menggabungkan sistem Kimia Fisika dan Biologi Aerobic Adalah sistem yang paling efisien Dengan hasil yang sempurna

Selain itu Pengolahan limbah tekstil dapat dilakukan dengan menerapkan reaksi redoks.

Sedangkan untuk Penggunaan membran khusus untuk pengolahan limbah tekstil yang memiliki nilai TSS Rendah

Pengolahan Limbah cair dengan Recycling Water

Setelah limbah cair dapat terolah dengan sempurna ada baiknya anda harusnya menguji kondisi parameter effluent yang dihasilkannya.

Jika Masih memungkinkan langkah selanjutnya yang dapat ditempuh adalah memanfaatka proses daur ulang air limbah atau recycling water.

Proses ini menurut kami sangat efektif karena biasanya Industri tekstil merupakan salah satu industri yang memiliki karakter menggunakan air dalam jumlah besar.

Sehingga Air yang di hasilkan dari Proses Recycling water pengolahan limbah tekstil dapat dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan industri yang lebih berguna.

Proses Pengolahan lanjutan dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu metode di bawah ini.

Nanolfiltrasi

Nanofiltrasi adalah suatu membran saringan yang memiliki lubang lebih kecil dibandingkan dengan ultrafiltrasi

Akan tetapi lebih besar jika dibandingkan dengan reverse osmosis.

Dengan menggunakan cara ini akan menghasilkan  hasil output yang sangat baik kualitasnya sehingga bisa digunakan sebagai proses utama dalam pengolahan air limbah.

Kelebihan dari nanofiltrasi ini yaitu memiliki tekanan yang rendah yaitu sekitar 500 sampai 1000 kPa. Permeabilitas pelarut yang tinggi. Mudah dibersihkan, dapat tahan dalam suhu yang tinggi

Selain itu juga dapat mengurangi energi yang digunakan untuk memanaskan air.

Banyak sekali penelitian yang sudah membuktikan adanya peningkatan nilai tambah membran dalam menyaring air limbah tekstil.

Reverse Osmosis

Yang selanjutnya adalah menggunakan cara reverse osmosis.

Proses Penyaringan dengan sistem Reverse Osmosis merupakan salah satu cara penyaringan yang menghasilkan air dengan kandungan molekul berukuran makro serta ion dan salinitas yang rendah.

Dengan menggunakan cara ini, air limbah yang dihasilkan tidak akan memiliki warna lagi.

Namun, kekurangannya adalah  terbatasnya umpan jika terjadi salinitas yang tunggu untuk mengurangi fouling.

Penggunaan reverse osmosis ini lebih baik dibandingkan dengan menggunakan penyaringan Nano.

Walaupun pada hasilnya menghasilkan air dengan permeat yang sangat tinggi akan tetapi penggunaan reverse osmosis dapat menghasilkan air yang dapat digunakan kembali dibandingkan dengan menggunakan nanofiltrasi.

Sehingga dapat digunakan untuk proses utama yang sangat baik.

Kesimpulan dari Pengolahan Limbah Tekstil dan batik di indonesia

Dari beberapa cara penyaringan di atas maka dapat menghasilkan limbah tekstil yang lebih aman.

Pengertian Aman tersebut dari berbagai zat berbahaya yang sering terdapat dalam bentuk pewarna tekstil itu sendiri

karena Pewarna dan caustic Soda merupakan bahan utama dan menjadi kegiatan yang pertama dan utama dalam industri tekstil.

Penggunaan cara yang satu ini dinilai lebih murah dan lebih mudah

Akan tetapi cara ini juga harus memperhatikan banyak aspek terutama dalam pemilihan teknologi yang tepat

Dalam pengolahan limbah tekstil yang bergantung dengan sistem membran perlu diperhatikan dahulu beberapa Sapek.

Mulai dari parameter yang digunakan seperti sifat kimia, fisika, dan lainnya.

Anda dapat menggunakan IPAL Industri yang tepat dengan memilih jasa kontraktor IPAL yang menyediakan layanan fasilitas khusus industri

Terutama industri tekstil yang menggunakan zat pewarna berbahaya

Jika sampai terbuang secara langsung dan  mengalir pada tanah dan juga air. maka kerusakan lingkungan tidak dapat dihindari lagi.

Dari berbagai penjelasan di atas semoga Anda tidak bingung lagi dalam pemilihan pengolahan limbah tekstil yang tepat

Sehingga Apapun jenis Limbah cair Tekstil yang dihasilkan dapat dibuang dengan baik dan aman di lingkungan sekitar kita.

FAQ

Apakah Yang dimaksud dengan Pengolahan limbah Tekstil

Pengolahan limbah tekstil adalah suatu sistem pengolahan limbah cair yang dibuat dan dirancang khusus. Fungsi utamanya dapat mereduksi polutant polutant organik yang terdapat dalam limbah cair dari pabrik tekstil. Sehingga air buangan nya telah memenuhi standart baku mutu pemerintah

Ada berapa Macam Proses pengolahan limbah Tekstil

Secara Garis besar Ada dua macam saja proses Pengolahannya. Yaitu dengan menggunakan sistem kimia fisika dan Sistem biologi. Sedangkan untuk penerapannya ada berbagai jenis produk Mulai dari Sistem membran bioreaktor maupun Proses pengolahan Limbah Tektil dengan elektrokoagulasi.

Apa Saja yang harus Diperhatikan Sebelum Membuat Ipal pabrik tekstil

Pastikan dahulu Jenis dan karakteristik limbah cair dari industri tekstil tersebut. Setelah itu ukur pH nya dan kemudian ketahui kapasitasnya. baru Sistem Alur ipal pabrik tekstil dapat dirancang. Untuk hasil yang lebih maksimal Silahkan Konsultasikan kepada kami Segala kebutuhan Pengolahan limbah tekstil anda.

Kenapa ya Pengolahan Limbah Tekstil saya Buangannya belum memenuhi baku mutu.

Segera lakukan uji materi dengan evaluasi design menurut perhitungan matematis dan sesuai kaidah teknis. Jika belum memenuhi baku mutu juga ? Pasti ada yang salah dengan design rancangan anda. Pada Prinsipnya semua proses Pengolahan air limbah Dapat terukur dan dihitung secara matematis sistem pengolahannya

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top